Otomasi dalam perpustakaan itu
penting. Jika perpustakaan hanya memiliki ratusan judul buku dan puluhan
peminjam mungkin sistem otomasi dalam
perpustakaan belum begitu diperlukan, namun apabila judul buku yang dimiliki
oleh perpustakaan sudah mencapai ribuan bahkan puluhan ribu dan peminjaman
sudah mencapai ratusan orang perhari maka otomasi perpustakaan sudah sangat
diperlukan. Otomasi perpustakaan akan meringankan pekerjaan staff-staff dalam
pelayanan perpustakaan dan memudahkan pemustaka dalam mencari dan memamfaatkan
koleksi-koleksi yang ada dalam
perpustakaan. Teknologi informasi dalam perpustakaan akan menjadikan pekerjaan
dan layanan perpustakaan dapat dilaksanakan secara cepat, tepat dan akurat.
Seperti dalam proses
katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC. Contohnya :
1. Memudahkan dalam
pembuatan catalog, perpustakaan yang belum menerapkan otomasi pada umumnya
harus membuat kartu catalog agar pemustaka dapat menemukan sebuah buku yang
diketahui berdasarkan pengarang, judul, atau subjeknya dan menunjukkan buku
yang dimiliki perpustakaan. Rangkaian kegiatan dalam membuat catalog secara
manual banyak menghabiskan tenaga, waktu dan biaya. Penerapan computer akan
dapat menghemat segalanya, proses pembuatan catalog akan lebih mudah.
2. Memudahkan dalam
layanan sirkulasi, dengan computer pekejaan peminjaman buku dapat dilakukan
dengan cepat dan mudah yaitu hanya dengan menyorot barcode kartu kemudian
menyorot barcode buku selanjutnya memberikan cap tanggal pengembalian kemudian
secara otomatis akan terjadi transaksi.
3. Memudahkan dalam
penelusuran melalui katalog, Otomasi perpustakaan akan memudahkan pemustaka
dalam menelusuri informasi khususnya catalog melalui OPAC, pemustaka dapat
langsung menelusuri sistem OPAC tanpa harus mencari dan memilah-milah kartu
katalog, pemustaka dapat menemukan buku yang dicari dengan cepat.
Manfaat otomasi dalam perpustakaan antara lain :
1. Mengatasi keterbatasan waktu
2. Mempermudah
akses informasi dari berbagai pendekatan misalnya dari judul, kata kunci judul,
pengarang, kata kunci pengarang dsb.
3. Dapat dimanfaatkan
secara bersama-sama
4. Mempercepat
proses pengolahan, peminjaman dan pengembalian
5. Memperingan
pekerjaan
6. Meningkatkan
layanan
7. Memudahkan dalam
pembuatan laporan statistik
8. Menghemat biaya
9. Menumbuhkan rasa
bangga.
10. Mempermudah dalam
pelayanan.
Tujuan Otomasi Perpustakaan
a. Memudahkan integrasi
kegiatan perpustakaan.
Pada perpustakaan yang masih menggunakan sistem manual,
kegiatan perpustakaannya masih dilakukan secara terpisah-pisah belum
terintegrasi. Misalnya antara kegiatan pengolahan bahan pustakan dengan
kegiatan sirkulasi peminjaman dan penelusuran tidak terintegrasi, sehingga stok
bahan pustakan tidak bisa secara langsung terpantau pada bagian sirkulasi
peminjaman dan untuk penulusuran bahan pustaka. Dengan adanya otomasi
perpustakaan maka ketiga kegiatan ini dapat terintegrasi sehingga stok bahan
pustakan secara lasung dapat terpantau dan akan memudahkan pada kegiatan
sirkulasi peminjaman maupun untuk kegiatan penelusuran bahan pustakan, karena
secara pasti pengguna perpustakaan mengetahui stock bahan pustaka dan di lemari
mana bahan pustaka berada. Kalaupun bahan pustaka tersebut dipinjam maka
pengguna perpsutakaan dengan cepat dapat mengetahui siapa yang sedang peminjam
dan kapan bahan pustaka tersebut dikembalikan.
b. Memudahkan kerja
sama dan pembentukan jaringan perpustakaan
Dengan
adanya otomasi maka akan memudahkan kerjasa antar perpustakaan karena
tersedianya alat komunikasi data yang sudah cukup cangggih yaitu jaringan
internet. Dengan adanya internet maka antar perpustakan dapat melukan
komunikasi setiap saat dan antar perpustakaan juga dapat melakukan pengiriman
data dan tukar menukar data dan informasi. Pada saat sistem manual tentunya hal
ini akan sulit dilakukan.
c. Membantu
menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan
Pada sistem manual duplikasi kegiatan tak bisa dihindari
karena semua kegiatan pendataan dilakukan sescara manual melalui pencatatan
atau pengetikan. Sedang pada otomasi perpustakaan semua kegiatan pendataan
dilakukan secara komputerise sehingga terbangun suatu basis data atau pangkalan
data. Dengan adanya basis data ini maka akan terhidari duplikasi kegiatan
diperpustakaan. Misalnya pada kegiatan sirkulasi peminjaman, petugas tidak
perlu lagi menulis nama anggota dan alamat anggota tapi cukup memasukan nomor
id anggota demikian juga untuk bahan pustaka yang dipinjam cukup dimasukan
nomor id bahan pustaka maka deskripsi bahan pustaka dengan sendirinya akan
tampil di layar komputer.
d. Menghindari dari
pekerjaan yang bersifat mengulang dan membosankan
Pada sistem manual, kegiatan yang paling rutin dilakukan dan
yang membosankan adalah pembuatan label punggung bahan pustaka, pembuatan
katalog bahan pustaka dan barcode bahan pustaka. Dengan otomasi perpustakaan
kegiatan ini akan mudah dilakukan oleh petugas perpustakan karena cukup
memanfaatkan basis data dengan bantuan program atau software komputer maka
pencetakan label punggung bahan pustaka, katalog bahan pustakan dan barcode
bahan pustaka dengan mudah dapat dilakukan.
e. Meningkatkan
Efisiensi
Otomasi perpustakaan memberikan dampak yang lebih baik bagi
pengelola perpustakaan dan pengguna perpustakaan. Hal ini disebabkan kerena
adanya efisiensi yang terjadi dalam otomasi perpsutakaan tersebut. Dengan
adanya otomasi perpustakaan maka efisiensi tenaga, waktu dan biaya akan terasa
bagi pengelola perpustakaan, demikian juga bagi pengguna perpustakaan karena
pengguna perpustakaan dapat mengakses data dan informasi bahan pustaka dari
mana dan kapan pun.
Sistem Otomasi Dalam Perpustakaan
Hardware
Hardware dalam
bahasa Indonesia adalah perangkat keras yaitu suatu sarana komputer, yang
terdiri dari monitor, CPU, keyboard, mouse, dan lain sebagainya.
Software
Sofware adalah merupakan perangkat lunak yang terdapat
didalam komputer, yang berisikan program-program yang dijadikan oleh perangkat
keras dalam melaksanakan instruksi-instrusi untuk memerintah mesin melakukan
tugas tertentu
Brainware
Disamping ada perangkat keras dan lunak dalam sistem
komputer otomasi ada juga perangkat yang sangat berperanan di dalam mencapai
suatu tujuan sistem jaringan otomasi, yakni perangkat pemikir (Otak) yaitu
disebut sumber daya manusia. Karena perangkat sumber daya manusialah yang akan
merencanakan, melaksanakan, mengndalikan, dan mengevaluasi serta menindak
lanjuti suatu program otomasi perpustakaan.
Pedoman Standar
Jika kita ingin bekerja maksimal dan terarah untuk mencapai
suatu tujuan tertentu, maka perlu ada arah pandang tersendiri. Di dalam
melaksanakan kegiatan otomasi perpustakaan juga harus memiliki pedoman standar
kerja pengolahan yang jelas agar pelaksanaan pekerjaan terarah dan ada keseragaman
kerja yang terpadu.
Data dan Informasi
Data adalah suatu fakta atau keterangan yang benar dan nyata
yang dapat dijadikan dasar kajian. Sedangkan informasi adalah data yang telah
diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki
nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun
saat mendatang. Namun yang dimaksud data dan informasi dalam system otomasi
perpustakaan adalah segala bentuk yang dapat memberikan keterangan atau
informasi kepada pengguna perpustakaan, sehingga kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
dapat terpenuhi dengan menggunakan sarana yang ada di perpustakaan,. Saran yang
memiliki informasi dan paling banyak diperlukan di perpustakaan adalah koleksi
bahan pustaka dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, jurnal, dan
informasi-informasi terseleksi lainnya, baik dalam bentuk manual maupun
elektronik (Rekaman).
Kendala yang Timbul Dalam Otomasi di Perpustakaan
Banyak kendala yang dihadapi dalam membangun otomasi
perpustakaan. Kendala yang mungkin muncul antara lain :
1. Kesalah pahaman
tentang otomasi perpustakaan
Anggapan yang pertama mengatakan bahwa biaya otomasi
perpustakaan sangat besar. Sebenarnya dengan adanya otomasi perpustakaan justru
akan menghemat biaya. Penghematan tersebut dapat diliahat, misalnya, dalam
pembuatan dan penyajian katalog. Apabila kita menerapkan sistem manual yang
standar, perpustakaan harus membuat minimal 3 katalog untuk setiap judul buku.
Masing-masing adalah katalog judul, pengarang, dan subyek. Akan tetapi dengan
adanya kemajuan teknologi informasi sekarang ini dimana harga hardware dan
softwere cenderung turun dari waktu ke waktu
hal ini juga dapat menguntungkan perpustakaan untuk mendapatkan hardwere
dan softwere dengan harga yang terjangkau untuk kepentingan otomasi
perpustakaan, maka biaya untuk otomasi perpustakaan dapat semakin ditekan.
2. Kurangnya staf
yang terlatih
Kurangnya staf yang terlatih biasanya menjadi kendala yang
menghambat pengembangan otomasi perpustakaan. Pembangunan otomasi perpustakaan
paling tidak harus mempunyai staf yang mampu mengoperasikan komputer (operator),
bahkan kalau perlu mempunyai tenaga ahli. Hal inilah yang dapat menyebabkan
terhambatnya pengembangan perpustakaan termasuk dalam membangun otomasi
perpustakaan. Berkaitan dengan staf yang menangani otomasi perpustakaan
setidaknya harus punya keahlian tentang komputer, dalam hal ini diperlukan
pustakawan juga diperlukan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan
dengan otomasi perpustakaan.
3. Kurangnya dukungan
dari pihak pimpinan
Dukungan pimpinan merupakan hal yang sangat strategis dalam
membangun otomasi perpustakaan. Tanpa dukungan pimpinan yang memadai rencana
otomasi perpustakaan tidak akan berhasil dengan baik. Dukungan tersebut dapat
berupa dana, pengembangan staf dan lain sebagainya.
4. Input data
Proses input data biasanya juga menjadi kendala dalam
membangun otomasi perpustakaan. Apalagi kalau jumlah koleksi perpustakaan sudah
besar tentu akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Agar proses input
data dapat lancar dan tidak perlu dana besar serta tidak mengganggu layanan
perpustakaan, sebaiknya pada permulaan pelaksanaan otomasi perpustakaan tetap
menjalankan dua sistem yaitu sistem manual dan sistem otomasi. Input data
dimulai dari buku-buku baru, kemudian buku yang sering dipakai, dan kalau
waktunya longgar baru input data buku yang lain. Setelah jumlah data yang
dimasukkan dianggap pantas untuk dilayankan sebaiknya secepatnya dilakukan
layanan sirkulasi dengan komputer. Dengan cara demikian akan memperlancar
proses pelaksanaan otomasi perpustakaan.
Kesimpulan
melakukan otomasi perpustakaan merupakan suatu keharusan
bagi perpustakaan, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor : 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan yang menjelaskan bahwa pengembangan layanan perpustakaan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Namun untuk melakukan otomasi
perpustakaan perlu ada suatu pemahaman yang benar terhadap otomasi perpustakaan
mulai dari pengertian otomasi perpustakaan, tujuan otomasi perpustakaan,
manfaat otomasi perpustakaan dan kendala dalam otomasi perpustakaan. Pemahaman
ini sangat penting karena pekerjaan otomasi perpustakaan bukanlah pekerjaan
yang mudah seperti membaik telapak tangan, namun memerlukan pemikiran.